إِنَّمَا
الْمُؤْمِنُونَ إِخْوَةٌ فَأَصْلِحُوا بَيْنَ أَخَوَيْكُمْ وَاتَّقُوا اللَّهَ
لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Sesungguhnya
orang-orang mu’min itu bersaudara, maka damaikanlah di antara dua saudara
kalian jika mereka bersengketa dan bertaqwalah kepada Alloh, mudah-mudahan
kalian dianugerahi rahmat.” (QS
Al-Hujurat (49) : 10)
Ketika
menjelaskan ayat ini (QS 49 : 10), Muh. Aly Ash-Shabuni
(Shafwatut-tafaasiir 3 : 234-235) menjelaskan :
لَيْسَ الْمُؤْمِنُوْنَ إِلَّا إِخْوَةٌ, جَمَعَتْهُمْ رَابِطَةُ
الْإِيْمَانِ فَلاَ يَنْبَغِى أَنْ تَكُوْنَ بَيْنَهُمْ عَدَاوَةٌ وَلَاشَحْنَاءٌ
وَلَا تَبَاغُضٌ وَلَاتَقَاتُلٌ
“Tiadalah orang-orang mu’min itu kecuali
bersaudara, ikatan iman telah menghimpun mereka, maka tidak boleh terjadi
permusuhan, pertengkaran, saling membenci, dan peperangan di tengah-tengah mereka”
Kalimat Innamaa pada
ayat tersebut berfungsi lil-hashri
(meringkas), sehingga kalimat ini seolah-olah mengisyaratkan bahwa persaudaraan
yang sesungguhnya hanya bisa dibangun di kalangan orang-orang mu’min.
selanjutnya berkenaan dengan penggunaan kalimat Ikhwatun yang biasanya
digunakan untuk persaudaraan senasab, Muh.
Aly Ash-Shabuni (Shafwatut-tafaasiir 3 : 235) mengomentari :
أَنَّ أُخُوَّةَ الْإِسْلَامِ أَقْوَى مِنْ أُخُوَّةِ النَّسَبِ
بِحَيْثُ لَاتَعْتَبِرُ أُخُوَّةُ النَّسَبِ إِذَا خَلَّتْ عَنْ أُخُوَّةِ
الْإِسْلَامِ
“Sesungguhnya
persaudaraan islam lebih kuat dari persaudaraan karena turunan, karena tidak
ada artinya persaudaraan karena sedarah yang luput dari persaudaraan seaqidah
(Islam).”
Allah SWT berfirman :
وَالْمُؤْمِنُونَ
وَالْمُؤْمِنَاتُ بَعْضُهُمْ أَوْلِيَاءُ بَعْضٍ يَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَيَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَيُؤْتُونَ الزَّكَاةَ وَيُطِيعُونَ
اللَّهَ وَرَسُولَهُ أُولَئِكَ سَيَرْحَمُهُمُ اللَّهُ إِنَّ اللَّهَ عَزِيزٌ
حَكِيمٌ
“Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan,
sebagian mereka (adalah) menjadi penolong sebagian yang lain. Mereka menyuruh
(mengerjakan) yang ma’ruf, mencegah dari yang munkar, mendirikan sholat,
menunaikan zakat dan mereka ta’at kepada Alloh dan Rosul-Nya. Mereka itu akan
diberi rahmat oleh Alloh; Sesungguhnya Alloh Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.”
(QS. At-Taubah:71).
Ayat ini
mengingatkan pentingnya kesetiaan antar orang-orang beriman satu sama lain
dalam rangka melaksanakan kewajiban iman, dengan inilah akan terbentuk
kebersamaan di antara mukmin guna memperoleh rahmat Allah SWT. Rasulullah SAW
bersabda:
الجماعة
رحمة والفُرْقَة عذاب
“Kebersamaan adalah rahmat dan perpecahan adalah
adzab.” (HR. Ibnu Abi ‘Ashim dan
dihasankan oleh Al-Albani).
Betapa pentingnya sebuah kebersamaan dalam melaksanakan
ketaatan kepada Allah SWT, Sebaliknya, perpecahan dan perselisihan pendapat
adalah penyebab pertama kekalahan dan kemunduran kaum muslimin, Allah SWT
berfirman:
وَلا
تَنَازَعُوا فَتَفْشَلُوا وَتَذْهَبَ رِيحُكُمْ وَاصْبِرُوا
“… dan
janganlah kamu berbantah-bantahan, yang menyebabkan kamu menjadi gentar dan
hilang kekuatanmu dan bersabarlah…” (QS.
Al-Anfal:46)
Sesungguhnya
berkuasanya musuh dan kehinaan atas kaum muslimin tak lain disebabkan
perpecahan dan perselisihan kaum muslimin sendiri, sebagaimana tercantum dalam
hadits Tsauban
secara marfu’
bahwasanya Allah SWT berfirman kepada Nabi-Nya Muhammad SAW:
وَأَنْ
لا أُسَلِّطَ عَلَيْهِمْ عَدُوًّا مِنْ سِوَى أَنْفُسِهِمْ فَيَسْتَبِيحُ
بَيْضَتَهُمْ وَلَوِ اجْتَمَعَ عَلَيْهِمْ مَنْ بِأَقْطَارِهَا
حَتَّى یَكُونَ بَعْضُهُمْ یُهْلِكُ بَعْضًا
“Dan Aku tidak akan kuasakan musuh di luar mereka
sehingga menguasai negeri mereka meskipun mereka berkumpul dari berbagai
belahan untuk menghancurkan mereka sampai nanti mereka saling membinasakan satu
sama lain.”. (HR.
Muslim.)
TIPS MEMELIHARA PERSAUDARAAN
1.
Menunjukkan
keramahan. Rasulullah SAW bersabda :
لَاتَحْقِرَنَّ
مِنَ الْمَعْرُوْفِ شَيْئًا وَلَوْ أَنْ تَلْقَى أَخَاكَ بِوَجْهٍ طَلِيْفٍ
“Janganlah
kamu menganggap sepele (remeh) pada kebaikan, walaupun sekedar menampakkan
wajah yang ramah saat bertemu dengan saudaramu.” (HR Muslim)
تَبَسُّمُكَ
فِى وَجْهِ أَخِيْكَ صَدَقَةٌ
“Wajah ramah saat bertemu dengan saudaramu adalah shadaqah.” (HR Tirmidzi)
2.
Memberi
nasehat yang baik. Rasulullah SAW bersabda :
بَايَعْتُ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى
اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَلَى إِقَامِ الصَّلَاةِ وَإِيْتَاءِ الزَّكَاةِ
وَالنُّصْحِ لِكُلِّ مُسْلِمٍ
“Saya
berbai’at kepada Rasulullah saw untuk mendirikan shalat, mengeluarkan zakat,
dan memberi nasehat pada sesama muslim.” (Muttafaq ‘alaih dari Jabir bin
‘Abdullah ra)
3. Saling mendo’akan. Rasulullah SAW
bersabda :
إِنَّ
دَعْوَةَ الْمَرْءِ الْمُسْلِمِ مُسْتَجَابَةٌ لِأَخِيْهِ بِظَهْرِ الْغَيْبِ
عِنْدَ رَأْسِهِ مَلَكٌ مُوَكَّلٌ كُلَّمَا دَعَا لِأَخِيْهِ بِخَيْرٍ قَالَ :
آمِيْن, وَلَكَ بِمِثْلِ
“Sesungguhnya do’a
seorang muslim yang dipanjatkan tanpa sepengetahuan orang yang dido’akan pasti
dikabulkan karena diatasnya ada malaikat. Setiap kali ia mendo’akan kebaikan
untuk orang lain, malaikat itu menyahutnya :”Aamiin, mudah-mudahan Allah
mengabulkan dan memberikan kebaikan yang sama kepadamu.” (HR Bukhari)
4.
Ringankan
beban hidupnya. Rasulullah SAW bersabda :
مَنْ نَفَّسَ عَنْ مُسْلِمٍ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ الدُّنْيَا نَفَّسَ
اللهُ عَنْهُ كُرْبَةً مِنْ كُرَبِ يَوْمِ الْقِيَامَةِ وَمَنْ يَسَّرَ عَلَى
مُعْسِرٍ يَسَّرَ اللهُ عَلَيْهِ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَمَنْ سَتَرَ
مُسْلِمًا سَتَرَهُ اللهُ فِى الدُّنْيَا وَالْآخِرَةِ وَاللهُ فِى عَوْنِ
الْعَبْدِ مَاكَانَ الْعَبْدُ فِى عَوْنِ أَخِيْهِ
Dari Abu Hurairah, ia berkata : Telah
bersabda Rasulullah saw :”Barangsiapa yang membebaskan seorang muslim dari satu
kesulitan dari berbagai kesulitan dunia, Allah
akan membebaskannya dari satu kesulitan dalam berbagai kesulitan di hari
kiamat dan barangsiapa yang memudahkan seseorang yang mendapat kesulitan,
Allah akan memudahkan urusannya di dunia
dan akherat dan barangsiapa yang menutupi ‘aib seorang muslim, Allah akan menutupi ‘aibnya di dunia dan akherat,
dan Allah selalu akan menolong hamba-Nya
selama ia menolong saudaranya.” (HR Muslim). Wallahu A’lam Bish-Showab***